Selasa, 31 Oktober 2017

anda yang memang suka pelajaran fisika silahkan bisa praktek langsung untuk listrik dari buah jeruk.?
NAhh

Alat dan Bahan :

1. Jeruk apek 5 buah (terserah)
2. Lempeng seng ukuran 5 cm x 0,5 cm sebanyak 5 lembar (terserah)
3. Lempeng tembaga 5 batang ukuran 5 cm x 0,5 cm (terserah)
4. Kabel halus
5. Lampu LED

Cara kerja :
1. Setiap jeruk ditusuk 4 lempeng seng,yang berfungsi sebagai kutub negatif (-),dan satu lempeng tembaga yang berfungsi sebagai kutub positif (+), dalam satu belahan yang sama pada apel.
2. Lempeng seng pada apel yang satu dihubungkn dengan lempeng tembaga pada jeruk yang lain melalui kabel kecil.
3. Hubungkan dengan lampu LED.

Hasil/kegunannya:
1. Lampu akan menyala
2. Menunjukkan atau membuktikan sumber energi listik.
Lalu, mengapa apel bisa menghasilkan listrik??? Dari yang penulis dapatkan bahwa seng dan tembaga akan bereaksi dengan kandungan asam pada apel dan menghasilkan larutan asam. Seng dan tembaga di sebut elektroda, sedangkan apel disebut elektrolit. Namun, sumber listrik seperti ini belumlah mampu untuk menjalankan mesin-mesin, tetapi hanya mampu menghasilkan cahaya redup dari LED. Mudah-mudahan saja suatu saat, sumber listrik ini bias dimanfaatkan untuk keperluan-keperluan manusia.



Jeruk nipis adalah buah masam yang memiliki banyak kandungan vitamin C. Sangking masamnya buah kecil satu ini harus diolah sedemikian rupa agar bisa kita nikmati. Bagi manusia, buah satu ini sangat berguna untuk kesehatan, seperti daya tahan tubuh, sariawan, dll. Namun siapa sangka, jeruk nipis, si buah masam ini mampu menghasilkan listrik. Diambil dari artikelnya Acerid, penulis menemukan bahwa jeruk nipis dapat digunakan sebagai alternative sumber listrik.



 Alat dan Bahan :

1. Jeruk nipis 5 buah (terserah)
2. Lempeng seng ukuran 5 cm x 0,5 cm sebanyak 5 lembar (terserah)
3. Lempeng tembaga 5 batang ukuran 5 cm x 0,5 cm (terserah)
4. Kabel halus
5. Lampu LED

Cara kerja :
1. Setiap jeruk ditusuk 4 lempeng seng,yang berfungsi sebagai kutub negatif (-),dan satu lempeng tembaga yang berfungsi sebagai kutub positif (+), dalam satu belahan yang sama pada jeruk.
2. Lempeng seng pada jeruk yang satu dihubungkn dengan lempeng tembaga pada jeruk yang lain melalui kabel kecil.
3. Hubungkan dengan lampu LED.

Hasil/kegunannya:
1. Lampu akan menyala
2. Menunjukkan atau membuktikan sumber energi listik.

Lalu, mengapa jeruk bisa menghasilkan listrik??? Dari yang penulis dapatkan bahwa seng dan tembaga akan bereaksi dengan kandungan asam pada jeruk nipis dan menghasilkan larutan asam. Seng dan tembaga di sebut elektroda, sedangkan jeruk nipis disebut elektrolit. Namun, sumber listrik seperti ini belumlah mampu untuk menjalankan mesin-mesin, tetapi hanya mampu menghasilkan cahaya redup dari LED. Mudah-mudahan saja suatu saat, sumber listrik ini bias dimanfaatkan untuk keperluan-keperluan manusia.


sumber: acerid.com


“Harapannya merubah mindset anak-anak agar tidak tergantung dengan energi konvensional. Bahwa ternyata dengan listrik satu sel saja sudah bisa menghidupkan lampu, bisa disimpan ke baterai, atau mengisi handphone,” ujar Eka Maulana dosen FT-UB yang memprakrasai acara ini, Rabu (13/4).

Dengan demikian, lanjut Eka, kegiatan ini sedikit banyak dapat merubah paradigma masyarakat tentang energi alternatif listrik. Sumber energi aternatif bermacam-macam, tetapi yang melimpah di Indonesia adalah tenaga matahari. “Intensitasnya sangat tinggi dan melimpah dibanding negara lain,” jelasnya.

Kegiatan pengenalan energi alternatif panel surya ini direncanakan secara berjenjang. Mulai dari level SD, masyarakat umum, bahkan hingga pemerintah. Hal ini sebagai upaya jurusan TE-UB untuk mendukung wacana sistem Micro Smart Grid Technology Design atau sistem sumber tenaga listrik mandiri.

“Untuk mendukung smart grid dibutuhkan penerapan panel surya yang banyak. Maka kami menghimpun dukungan dari bawah untuk menumbuhkan mindset dan akhirnya berkembang bersama,” tutur alumni Miyazaki University itu.

Eka menjelaskan, potensi tenaga matahari di Indonesia sangat besar dengan rata-rata 4,8 kW/hari/m2. Dengan potensi ini, cukup untuk mensuplai kebutuhan listrik rumah tangga dengan mandiri. Namun untuk membuat sistem yang besar masih terkendala biaya. Hal ini disebabkan dukungan dan industri solar cell di Indonesia belum tersedia.

“Seandainya buat sendiri bisa lebih murah. Negara-negara maju sudah menerapkan,” ujar Eka.

Sementara itu, guru pendamping SD Surya Buana Hartutik Nurul Kasanah menjelaskan bahwa tujuan kunjungan ini untuk mengenalkan lebih dekat siswa tentang sumber energi terbarukan ditunjang dengan perangkat panel surya yg dimiliki TE-UB.

“Kalo dari pihak SD nama kegiatannya adalah Studi Visual. Jadi siswa belajar dari apa yang berpotensi dan bisa diterapkan,” tambahnya. 

Tanaman padi semua sejak dua bulan lalu dalam sebuah rumah kaca mini. Sepuluh tanaman diperlakukan berbeda, mulai pasokan air, dan pemupukan. Hasilnya tanaman dengan penyiraman 500 mililiter air dan kompos lima persen dari volume tanah.
“Kita semai IR64, kita susun dalam 1 pot. Diameter 15 centimeter, tinggi 15 centimeter,Volume tanah kita masukkan 1 centimeter tanah, kemudian kita letakkan karbon granit yang berfungsi sebagai anoda kita tumpuk tanah," jelas Dheniz.
"Kemudian kita tanam padi, kita tanam karbon lagi berfungsi sebagai katoda. Setelah anoda dan katoda kita pasang listrik lebih dulu,” jelas dia kepada Eko Widianto wartawan di Malang Jawa Timur.

Skala besar

Tak jauh dari tempat kos Dheniz dan Hamdan terhampar sawah yang cukup luas, seorang petani tampak tengah mengemburkan tanah dengan menggunakan traktor.
Dheniz berharap teknologi pembangkit listrik yang diujicobanya dapat dikembangkan di desa-desa yang memiliki lahan pertanian. Lebih murah dari pembangkit listrik konvesional katanya.
Alat bernama E-Paddy diharapkan bisa mengatasi krisis listrik dan mengaliri wilayah yang tak belum terkoneksi dengan listrik,
“Padi merupakan tananaman yang mengalami reaksi fotositensis menghasilkan glukosa, oksigen 30 persen dikonsumsi padi. Sebelibnya 70 persen dikonsumsi mikroorganisme dalam tanah. Mengalami metabolisme menghasilkan elektron negatif mengalir ke anoda, mengalir ke katoda menghasilkan listrik,” seperti dijelaskan salah seorang Hamdan Mursyid.
Hasil uji coba, tanaman padi umur 25-30 hari menjadi puncak produksi listrik mencapai sebesar 462,4 mili volts per menit. Data listrik yang dihasilkan terekam dalam data loger. Data terekam setiap saat untuk dianalisis.
Dalam uji coba para mahasiswa Fakultas Pertanian ini diketahui tanaman pagi yang berumur kurang sekitar satu bulan, dapat menghasilkan listrik meski baru skala kecil, untuk mengisi ulang baterai telepon selular.
Tetapi Dheniz menyebutkan listrik yang dihasilkan bisa lebih besar tergantung dari luas lahan.
“Seperti menanam tanaman saja untuk aplikasi, ada tanaman kita beri karbon disambungkan ke kabel kita sambungkan ke penampung daya. Kemudian kita penyiraman dan kompos nanti akan terbentuk energi listrik. Dari 1 hektare terbentuk dihasilkan 41 Gigajoule dibutuhkan beberapa lempengan karbon berfungsi sebagai anoda dan katoda,” kata Dheniz.
Listrik yang dihasilkan 41,9 Gigajoule atau setara dengan 1,15 kilo liter minyak bumi. Sehingga listrik yang dihasilkan dipastikan ramah lingkungan.
Inovasi mahasiswa ini mendapat pembiayaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi sebesar Rp 7,5 juta, dan para mahasiswa ini berharap dikembangkan secara massal dengan teknologi yang sederhana.
“Daripada mereka menggunakan genset yang menggunakan solar, ini ada sawah yang bisa dimanfaatkan, di lahan pertanian bisa digunakan untuk penyinaran di malam hari, tapi yang kami harapkan listrik yang dihasilkan ditampung untuk mengaliri listrik di desa” kata dia.
Tim juga telah mendapatkan tawaran untuk mengembangkan teknologi ini dengan skala yang lebih besar kerja sama dengan peneliti dari Belanda.
Inovasi ini bisa dikembangkan di semua tanaman, tak hanya padi. Tanaman padi dipilih lantaran lahan sawah masih cukup luas. Mereka berharap teknologi ini dikembangkan karena lebih murah dan ramah lingkungan.
“Teknologi PMFC, Plant Microbial Fuell Cell ini alangkah lebih baik dikembangkan untuk mencukupi aliran listrik di daerah yang belum teraliri listrik. Intinya kita tetap akan mengembangkan teknologi, agar tersebar luas di Indonesia untuk mencukupi kebutuhan listrik” kata Dheniz.
Dosen pembimbing dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Dewi Maya Maharani mengatakan inovasi ini bisa dikembangkan di semua tanaman, tak hanya padi, dan dianggap ramah lingkungan.
"Mungkin yang potensial padi, bisa mangrove juga jadi di daerah pesisir, jadi potensial jadi untuk proyek kesananya, kita akan mendapatkan keuntungan antara produksi pangan berarti dari beras sebagai bahan pokok di Indonesia, " jelas Maya.
"Produksi energinya dari energi listriknya dimanfaatkan untuk penerangan, serta dapat menurunkan emisi metan. Jadi produksi padi ini kan banyak memproduksi gas metan terbanyak yang berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca," tambah dia.
Tim mahasiswa ini tengah mengajukan hak paten melalui sentra hak intelektual Universitas Brawijaya Malang.

Mungkin nggak pernah kebayang bagi kita bahwa energi listrik bisa digunakan terus menerus tanpa bahan bakar tambahan dan uniknya energi ini bisa digunakan terus menerus, masih ingat rumusan fisika bahwa energi itu tak dapat dimusnahkan atau diciptakan tetapi hanya dapat dipindahkan wallahuallam jika konsep ini bisa yang digunakan pada listik.

APAKAH ANDA PINGIN MEMPERGUNAKAN LISTRIK DARI TANAH LIAT?

"Pemikirannya, energi dalam bentuk panas sangat melimpah di tanah air, sehingga perlu diubah menjadi listrik agar lebih bermanfaat. Apalagi kebutuhan listrik di tanah air semakin besar," kata Amin.
 
Bagas punya cita-cita membuat sebuah pemukiman percontohan yang memanfaatkan alat temuannya sebagai sumber listrik. Menurut Bagas, alat temuannya ini sangat murah dan mudah, karena bahan tersedia banyak di Indonesia, yaitu tanah liat.
 
Kendala yang dihadapi Bagas saat ini adalah ketersediaan bahan lain yang langka di tanah air, Magnesium. Guru pembimbing Bagas Amin Sukarjo berharap banyak penelitian Bagas bisa berlanjut yang tentunya butuh dukungan berbagai pihak.

"Target Bagas sendiri adalah alatnya segera memiliki fungsi menyimpan listrik yang dihasilkan oleh tanah liat tersebut," kata Amin.
 
Selain persoalan pemanfaatan tanah liat dan energi panas dimana ia berharap Genteng Triko dipakai luas di masyarakat. Namun jika hal itu terjadi, ada syarat yang harus dipenuhi, yakni hutan yang harus dijaga.
"Ketersediaan tanah liat juga dipengaruhi oleh eksistensi hutan, yang sayangnya sampai saat ini terus tergerus dan hilang," kata Bagas.

Mari Kita lihat

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GARAM

Mencari alternatif sumber energi merupakan suatu penelitian yang saat ini terus digagas oleh para ilmuwan. Mereka semua merasa khawatir sumber energi yang telah digunakan selama ini akan habis sehingga mereka berusaha mencari inovasi-inovasi baru yang bermanfaat. Beberapa pembangkit listrik yang telah ditemukan di antaranya adalah nuklir, udara, air, panas bumi, gravitasi bumi, magnet, serta cahaya matahari. Dan penemuan baru yang ditemukan oleh para ilmuwan berjasa tersebut adalah pembangkit listrik tenaga garam.

PRINSIP KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GARAM

Penemuan sumber energi dengan bahan dasar yang sangat ekonomis merupakan penemuan cerdas yang perlu diacungi jempol. Penelitian yang ditemukan oleh para ilmuwan dari Stanford University Amerika Serikat ini memiliki prinsip kerja hampir sama dengan sebuah bateraikonvensional.
Dengan menggunakan baterai galvanis, air garam yang mengandung natrium klorida ini akan ter-ionisai menjadi ion positif yaitu natrium dan ion negatif yaitu klorida. Dan menjadi sumber energi yang dapat menghasilkan listrik seperti nyala lampu pada percobaan yang dilakukannya, dengan waktu yang lama.
Percobaan awal yang dilakukan adalah dengan menggunakan air garam dengan volume 200 mldan hasilnya adalah sebuah lampu dapat menyala selama kurang lebih 8 jam. Namun, setelah 8 jam, baterai tersebut harus diganti dengan yang baru karena sudah tidak dapat menghasilkan listrik dalam waktu 6 bulan ke depan.

CARA MEMBUAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GARAM

Menguji efektivitas sumber energi baru ini bisa Anda lakukan dengan cara yang mudah. Berikut langkah-langkahnya :
  1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan yaitu, gelas, air garam, kebel, baterai, kabel, dan lampu.
  2. Lalu, masukkan air larutan garam tersebut ke dalam gelas
  3. Disusul dengan memasukkan baterai dan hubungkan kabel yang telah terhubung ke lampu, melalui kutub positif dan kutub negatif.
  4. Jika lampu dapat menyala berarti proses kerja Anda telah berhasil     

Itulah beberapa penjelasan yang dapat kami bagikan mengenai cara menciptakan sumber energi listrik yang baru dengan menggunakan bahan yang murah dan sangat mudah Anda dapatkan yaitu menggunakan larutan air garam.
Membuat Roket Air Sendiri – merupakan panduan cara untuk membuat roket yang menggunakan tekanan air untuk mendorong roket terbang tinggi. Cara membuat roket ini sangatlah mudah, menurut pengalaman mimin InformaZone.com, bahkan anak SD pun asti bisa membuatnya. Dengan melakukan sebuah eksperimen ini, kamu akan bermain sambil belajar mengenal bagaimana kegunaan tekanan udara dan air dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga akan membantumu agar lebih memahami materi pelajaran di sekolah. Biasanya materi tekanan diajarkan saat kelas 8 SMP, jika kamu sudah berhasil membuat roket ini berarti kamu sudah menguasai salah satu bab IPA SMP kelas 8. Sebagai saran, ajak teman-temanmu melakukan eksperimen ini bersama-sama. Hal ini akan membuat eksperimen yang kamu lakukan menjadi lebih asyik. Kamu juga bisa mengajak ayah dan ibumu agar lebih aman saat melakukan eksperimen. Ingat boleh bermain-main tapi harus tetap aman Tentu kamu sudah pernah melihat roket di tv atau di internet. Ingin membuat roket mu sendiri, yuk, kita buat roket air yang dapat meluncur tinggi seperti roket. Langsung saja InformaZone.com, jelaskan cara membuat roket air dengan alat dan bahan yang sederhana dan mudah kita temukan. Alat dan Bahan Alat dan Bahan (kellydesign.co) 1 buah botol air mineral bekas ukuran 1 liter, lebih bagus menggunakan bekas minuman soda, karena lebih kuat Pipa dengan diameter 1/2 inchi, dengan panjang sekitar 1 meter Pipa dengan diameter 1 inchi, panjangnya sekitar 10 cm Kardus bekas, atau plastik kanopi (lebih awet karena anti air) Kertas karton, atau mika (lebih awet tahan air) 10 kabel ties (biasa untuk mengikat kabel) Pentil sepeda motor Potongan karet ban Penutup pipa paralon (tanpa ulir), ukuran 1/2 inchi Kertas koran, lakban bening, lakban hitam, double tape Gunting, cutter, penggaris, lem pipa, lem super Cara Membuat Roket








Peralatan yang dipergunakan



Bentuk Roket Air (cbws.tk) Buatlah kerucut dengan mika dan sesuai kan ukuran nya dengan bagian bawah botol, kemudian rekatkan dengan lakban hitam agar tidak lepas.





Buat sirip roket dengan plastik kanopi, buat bentuk segitiga siku-siku dengan tinggi 12 cm dan lebar 10 cm, buatlah 4 lembar untuk setiap satu roket dan tempel di bagian bawah rocket dengan lakban bening. Tempel sirip pada botol dengan posisi yang seimbang, dengan posisi sirip saling berhadapan. Buka tutup botol, lubangi dengan cutter agar dapat dimasukkan pipa 1/2 inchi, usahakan lubang memiliki ukuran yang sama persis dengan pipa 1/2 inchi. Buatlah lingkaran seukuran tutup botol dengan karet ban dalam bekas, kemudian lubangi lingkaran tersebut agar dapat dimasuki pipa 1/2 inchi.
Ukuran lubang usahakan agak lebih kecil sedikit dari ukuran pipa, karena karet ban dalam dapat melar. Masukkan potongan ban dalam (sebagai seal agar air tidak bocor) ke dalam tutup botol yang telah dilubangi, kemudian rekatkan dengan lem super dan tutup kembali botol dengan tutup botol yang berlubang tadi. Pembuatan roket selesai.

 Cara Membuat Peluncur Roket) Pentil di Tutup Pipa 1/2 inchi (youtube.com) Pipa dimasukkan ke dalam botol hingga mencapai setengah bagian botol plastik, lalu tandai dengan lakban.







Ambil lakban hitam dan potong dengan panjang 6 cm. Bariskan kabel ties secara rapi di atas lakban hitam, gunakan penggaris agar lebih rapi. Lilitkan lakban yang berisi kabel ties di sekililing pipa 1/2 inchi pada bagian yang diberi tanda lakban (lihat no. 1) dan diperkuat dengan diikat dengan kabel ties yang lain.




 Gunakan pipa ukuran 1 inchi sebagai kunci pengaman, dengan cara memasukkan pipa 1/2 inchi ke dalam pipa 1 inchi. Lubangi penutup pipa dan lubangi agar bisa dipasang pentil sepeda motor di atasnya. Pasang penutup pipa ke pipa 1/2 inchi dan lem dengan lem pipa. Peluncur roket selesai dibuat.
Image source: http://cdn1.collective-evolution.com/

Video source: https://www.youtube.com/watch?v=Ku1-_MOzkTE

Energi terbarukan tidak hanya terbatas pada solar pv, biomassa, hidro, angin maupun panas bumi. Tanaman juga dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan dan menghasilkan listrik yaitu dengan memanfaatkan proses fotosintesis tanaman.

Bagaimana tanaman yang hidup dapat menghasilkan listrik ?
Hal ini cukuplap sederhana, pada saat tumbuhan melakukan fotosintesis yaitu dengan mengubah air dan unsur hara tanah serta CO2 dari udara menggunakan cahaya matahari menjadi glukosa (C6H12O6) dan oksigen. Setelah glukosa tersebut dimanfaatkan oleh tumbuhan sehingga menghasilkan zat organik sisa yang akan dibuang ke tanah melalui akar. Zat buangan ini akan diurai oleh bakteri dan menghasilkan CO2, proton maupun elektron. Elektron inilah yang selanjutnya dikumpulkan dengan elektroda dan dihubungkan dengan fuel cell untuk menghasilkan listrik, tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman.
fotosintesisGambar 1. Pemanfaatan fotosintesis tumbuhan untuk menghasilkan listrik
Meskipun prinsip tersebut terkesan sederhana, namun yang menjadi tantangan adalah bagaimana menghasilkan energi listrik dengan biaya yang efektif.

Teknologi apa yang dapat digunakan ?
Mekanisme menghasilkan listrik dengan memanfatakan bakteri dalam proses fotosintesis ini sebenarnya telah dikembangkan di Universitas Wageningen dan telah dipatenkan pada tahun 2007. Namun kini hak paten telah dipegang oleh Plant-e dan mengembangkan tiga jenis produk yang berbasis fuel cell. Produk tersebut adalah DIY-Box, DIY at Home, dan Plant-e Green Electricity Modules. DIY-Box dan DIY at Home merupakan perangkat peralatan pembangkitan listrik dari tanaman yang digunakan sebagai bahan eksperimen di sekolah maupun di rumah. Adapun sistem Plant-e Modular berupa modul seluas 100 meter persegi, dimana dalam satu unitnya terdiri atas 400 modul dan dilengkapi dengan tanamannya. Sejak november 2015, sistem Modular ini telah diaplikasikan di Belanda untuk penerangan jalan. Disamping itu,  sistem Modular ini dapat digunakan sebagai sumber listrik untuk WiFi maupun isi ulang daya baterai ponsel seluler. Namun seiring perkembangannya, sistem modular ini hanya dapat menghasilkan listrik dalam skala yang kecil sehingga mulailah dikembangkan sistem tubular.
Sistem tubular dapat diaplikasikan pada area basah seperti lahan gambut, hutan bakau, dan sawah sehingga diharapkan mampu menghasilkan listrik dalam skala yang lebih besar dari sistem Modular. Namun, teknologi ini masih terus berkembang dimana sistem tubular hanya diaplikasikan pada lahan basah sehingga perlu penelitian lebih lanjut jika sistem tubular diaplikasikan pada lahan kering yang tentunya memiliki tingkat oksigen yang berbeda dengan lahan yang basah. Tingkatan oksigen menjadi salah satu parameter penting dalam aplikasi sistem Modular karena alat tubular ini akan dipasang pada terowongan dengan kedalaman yang optimum, dan seperti yang kita ketahui tingkat oksigen akan berubah terhadap kedalaman dan tentunya hal ini akan mempengaruhi sistem kerja dari alat tubular tersebut.
Teknologi dibidang ini masih terus dikembangkan terkait efisiensi dalam hal biaya, keandalan maupun efektivitas teknologi. Tentunya hal ini memberikan peluang besar bagi banyak orang yang ingin berkontribusi dalam pengembangan teknologi ini. Terlebih lagi, teknologi ini berasosiasi dengan lahan hijau dan menjadi salah satu solusi terkait permasalah lahan hijau yang samakin terkikis akibat pesatnya perkembangan industri. Tentunya listrik yang dihasilkan dari bakteri fotosintesis ini menjadi solusi yang menarik untuk memperoleh listrik yang ramah lingkungan dan sekaligus  mendukung keberlangsungan hijaunya planet bumi yang kita cintai ini.
*article from Ms. Asnin, STEM Faculty Member

Reference:

Minggu, 29 Oktober 2017


 Energi listrik merupakan salah satu penunjang kehidupan manusia terbesar.  1001 macam jenis-jenis sumber energy seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan banyak lainnya digunakan guna memenuhi kebutuhan manusia. Ketergantungan Indonesia pada energy fosil membuat produksi minyak bumi turun tajam sejak tahun 2001 silam. Keadaan ini didorong kebutuhan yang terus baik dan tumbuhnya sektor industry Indonesia.
Kepala Badan Geologi Kementrian ESDM, Surono, mengatakan bahwa ketergantungan energy fosil masih didominasi oleh kebutuhan minyak yang mencapai 41,8%, disusul batubara 29%, dan gas 23%. Kebutuhan  ini untuk memenuhi sektor industry yang mendominasi sebesar 37% penggunaan energy fosil di Indonesia (National Geographic Indonesia)
Banyaknya jumlah penduduk dan banyaknya penggunaan energy menyebabkan energy semakin menipis. Hal ini disebabkan kerena masih banyaknya rakyat Indonesia yang boros energy. Oleh karena itu, saat ini para ilmuwan sedang berusaha menemukan energy alternatif demi keterjagaan energy di Indonesia.Belajar mengenal energi sederhana, Energi dapat dibuktikan secara langsung dari buah dan umbi-umbian. pada kali ini saya akan menunjukkan anak anak, mencoba membuat rangkaian sederhana untuk menyalakan sebuah lambu dengan bahan dari umbi kentang



  DAFTAR PUSTAKA

jam digital

Total Tayangan Halaman

titanik

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me


Saya adalah ayah dari 3 orang Jagoan
yang berprofesi sebagai guru SD 
 tertarik dengan  Filsafat, Ekonomi dan Teknik Sipil
hubungi saya di : kongko072@gmail.com

Popular Posts

Blog Archive